Minggu, 22 April 2012

Lomba FF Inspirasiku-Ku-Putus Cinta


          Matahari bersinar dengan begitu terangnya. Aku dan kekasihku, Chika, tengah berjalan-jalan. Chika memintaku mengantarnya berbelanja ke sebuah tempat pembelanjaan. Aku mengantarnya dengan motorku. Sepanjang perjalanan Chika terus mengeluh kepanasan. Sebenarnya dia memintaku mengantarnya nanti sore. Tapi jika sore, aku tak dapat mengantarnya. Karena itu aku menawarkannya siang ini saja. Dan Chika menyetujuinya.
            Kupingku terasa panas. Bukan karena panasnya matahari yang membuat kupingku turut panas. Tapi karena keluhannya yang tak juga berhenti. Ia mengeluh dan terus menyalahkanku. Dia juga mengeluhkan kulitnya yang merah terbakar matahari.
            Sesampainya di tempat pembelanjaan. Chika membeli sandal, tas dan baju-baju yang mahal. Dan ternyata sesampainya di kasir dia memintaku membayar semuanya.
            “Sayang, kamu kan baru gajian kemarin, jadi kamu yang bayarin semuanya yah,” pintanya padaku.
Total belanjaannya menghabiskan setengah dari gajiku. Satelah itu kami pun pulang.
            Tiba-tiba gerimis turun. Padahal tadi cuacanya begitu cerah. Kembali Chika mengeluh karena terkena air gerimis. Chika memintaku untuk berhenti dan menunggu gerimis reda. Tapi aku menolaknya lembut.
“Sekarang sudah sore, aku buru-buru harus ke tempat kerja. Kita lanjut saja ya, toh hanya gerimis ini,” jawabku hati-hati, takut membuatnya marah. Tak ada jas hujan sweeter pun jadi. Kuberikan sweeter yang tadinya kupakai pada Chika. Aku tak keberatan jika harus terkena air gerimis. Tapi Chika masih tetap mengeluh, dia bahkan menudingku lebih menyayangi pekerjaan dibandingkannya.
            Esoknya. Tak ada sms dari Chika. Apa dia marah?  Aku bermaksud untuk pergi ke rumahnya untu meminta maaf. Telah kusiapkan kado permintaan maaf untuknya. Tapi sebelum kunyalakan motorku, Beni datang memberitahukanku kalau dia tadi melihat Chika jalan dengan seorang pria yang membawa mobil.
            “Tuh kan apa aku bilang, sebelum kamu jadian ama Chika, aku udah kasih tahu kalau Chika itu tipe cewek matre,” ujar Beni.
            Aku tahu kalau Chika memang senang dengan uang karena ia senang berbelanja. Tapi aku tak percaya kalau ia selingkuh. Aku urungkan niatku untuk pergi kerumah Chika sekarang.
            Malamnya baru kuputuskan untuk menghampiri Chika. Memastikan kalau Chika tak pernah selingkuh. Chika sedikit terkejut melihat kedatanganku yang terkesan mendadak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
            Sebelum aku bertanya apapun pada Chika, Chika lebih dulu berkata.
            “Sayang aku pengen kita putus,” dengan gampangnya Chika melayangkan kata putus.
            “Yah, sayang.. padahal aku sudah beli mobil buat kamu. Biar kalau kamu jalan sama aku nggak kepanasan atau kegerimisan lagi,” jawabku penuh kecewa. Mata Chika terbelalak, senyumnya mengembang.
            “Beneran sayang? Sayang, maaf ya tadi itu aku cuma bercanda bilang putusnya,” ujar Chika sambil menyentuh lembut pipiku.
            “Iya gak apa-apa. Maaf juga sayang tadi aku juga bercanda bilang beli mobilnya,” jawabku.
            Terlihat Chika begitu marah mendengarnya. Kini aku telah benar-benar putus dengan Chika.
**TAMAT**


Penulis : Faridah Fauziah
Jumlah : 425 kata (termasuk judul)
FF ini sedang diikutsertakan Lomba FF MINGGUAN PUSTAKA INSPIRASI-KU.

Link lomba: